Pertama, sabuk putih. Sabuk putih (kyu 10) melambangkan
kemurnian dan kesucian. Kemurnian dan kesucian ini merupakan kondisi dasar dari
pemula untuk menerima dan mengolah hasil latihan dari guru masing-masing.
Artinya berkembang atau tidaknya karateka ini tergantung dari apa yang
diberikan oleh senpai atau sensei mereka. Kemudian, setelah materi atau nilai
karate telah disampaikan sesuai dengan apa yang seharusnya, selanjutnya
tanggung jawab ada pada masing-masing individu.
Kedua, sabuk kuning (kyu 8). Tingkatan kedua ini melambangkan
warna matahari yang diibaratkan bahwa karateka telah melihat “hari baru” dimana
dia telah mampu memahami semangat karate, berkembang dalam karakter
kepribadiannya dan juga teknik yang telah dipelajari. Sabuk kuning juga
merupakan tahapan terakhir dari seorang "raw beginner" dan biasanya
sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada juga yg mulai
turun di suatu turnamen
Ketiga, sabuk hijau (kyu 6). Sabuk ini merepresentasikan warna
rumput dan pepohonan. Pemegang sabuk hijau ini sudah harus mampu memahami dan
menggali lebih dalam lagi segala sesuatu yang berkaitan dengan karate seiring
dengan bertumbuhnya semangat dan teknik gerakan yang sudah dikuasainya. Sifat
dari warna hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang
karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa
memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.
Keempat, sabuk biru (kyu 4). Warna sabuk ini melambangkan
samudera dan langit. Artinya karateka harus mempunyai semangat luas seperti
angkasa dan sedalam samudera. Karateka harus sudah mampu memulai berani untuk
menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan semangat tinggi dan berfikir bahwa
proses latihan adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang
didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.
Kelima, sabuk coklat (kyu 3-1). Warna sabuk ini dilambangkan
dengan tanah. Sifat warna ini adalah stabilitas dan bobot. Artinya seorang
karateka pemegang sabuk coklat mulai dari tingkatan kyu 3 sampai 1 harus bisa
memberikan kestabilan sikap, kemampuan yang lebih dari pemegang sabuk di
bawahnya, dan juga sikap melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap
yang harus dimiliki adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati
pada sesama.
Keenam, sabuk hitam (dan). Warna hitam sendiri melambangkan
keteguhan dan sikap kepercayaan diri yang didasari pada nilai kebaikan
universal. Warna sabuk ini menjadi idaman bagi setiap karateka untuk
mendapatkannya. Namun, di balik semua prestise sabuk hitam terdapat tanggung
jawab besar dari karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan
1 sampai selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang
lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan nilai
karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran Gichin
Funakohsi).